"Apakah saya bisa berpuasa?"
Pertanyaan ini boleh jadi banyak ditanyakan
oleh ibu hamil dan menyusui terkait dengan kesehatan janin dan kualitas
ASI. Uraian dari konsultan Ob-Gyn dr. Kartiwa Hadi Nuryanto Sp. OG bisa
membantu Anda untuk memperoleh jawabannya.
TIPS BERPUASA BAGI IBU HAMIL & MENYUSUI
Telah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan puasa di bulan Ramadhan, tidak terkecuali bagi ibu hamil dan menyusui. Namun, sebenarnya bagi Anda yang sedang hamil dan menyusui diberi keringanan untuk tidak berpuasa atau membatalkan puasa, dan menggantinya di hari lain. Bila Anda tetap ingin berpuasa, karena merasa sanggup dan tidak mau melewatkan kesempatan memperoleh berkah, ada hal-hal yang penting untuk dilakukan agar kehamilan dan proses menyusui tidak terganggu.
Telah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan puasa di bulan Ramadhan, tidak terkecuali bagi ibu hamil dan menyusui. Namun, sebenarnya bagi Anda yang sedang hamil dan menyusui diberi keringanan untuk tidak berpuasa atau membatalkan puasa, dan menggantinya di hari lain. Bila Anda tetap ingin berpuasa, karena merasa sanggup dan tidak mau melewatkan kesempatan memperoleh berkah, ada hal-hal yang penting untuk dilakukan agar kehamilan dan proses menyusui tidak terganggu.
Ibu Hamil
Sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu sekaligus memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk memastikan bahwa Anda bisa berpuasa. Bila memang Anda diperbolehkan untuk berpuasa, ada syarat yang harus dijalani, yaitu tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi, baik bagi Anda sendiri maupun janin yang dikandung. Saat puasa, pemenuhan nutrisi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya pada saat berbuka, sahur, dan waktu diantaranya.
Berikut adalah sejumlah tips berpuasa bagi ibu hamil:
Saat Sahur
Saat Berpuasa
Saat Berbuka Puasa
Ibu Menyusui
Cukup banyak ahli laktasi yang menyarankan kepada ibu yang memiliki bayi berusia di bawah enam bulan dan sedang memberikan ASI eksklusif untuk tidak berpuasa. Sebab pada masa ini, ASI adalah satu-satunya asupan gizi bagi bayi. Metabolisme tubuh Anda terus bekerja untuk memproduksi ASI dengan komposisi gizi yang lengkap. Proses ini akan sulit berjalan dengan baik bila Anda berpuasa. Tapi jika usia bayi sudah di atas enam bulan dan mulai mendapatkan makanan tambahan, Anda dipersilakan untuk berpuasa.
Berikut adalah beberapa tips untuk mempertahankan kualitas ASI saat berpuasa:
Sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu sekaligus memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk memastikan bahwa Anda bisa berpuasa. Bila memang Anda diperbolehkan untuk berpuasa, ada syarat yang harus dijalani, yaitu tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi, baik bagi Anda sendiri maupun janin yang dikandung. Saat puasa, pemenuhan nutrisi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya pada saat berbuka, sahur, dan waktu diantaranya.
Berikut adalah sejumlah tips berpuasa bagi ibu hamil:
Saat Sahur
- Pilihlah makanan yang mengandung protein dan lemak dalam jumlah cukup, misalnya daging dan telur. Kedua jenis zat gizi tersebut dapat bertahan lebih lama di pencernaan sehingga memperlambat rasa lapar di siang hari.
- Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi, baik dikonsumsi karena dapat membuat Anda kenyang lebih lama.
- Untuk menjaga vitalitas tubuh, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti buah dan sayuran, serta makanan dengan kandungan seng (zinc) yang tinggi seperti daging, ikan, dan susu.
- Anda juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi selama berpuasa.
- Hindari makanan manis saat sahur karena akan merangsang produksi hormon insulin untuk membakar gula darah. Akibatnya, kadar gula darah menurun, sehingga Anda merasa lemas dan cepat lapar.
- Jangan lupa minum air putih yang banyak agar tidak mengalami dehidrasi.
Saat Berpuasa
- Kurangi aktivitas fisik yang sekiranya banyak mengeluarkan energi, misalnya berjalan kaki dengan jarak yang jauh.
- Merasa lemas saat berpuasa adalah hal yang wajar. Jadi bila memungkinkan, sediakan lebih banyak waktu untuk beristirahat.
- Segera batalkan puasa jika Ibu mengalami:
- Muntah-muntah lebih dari tiga kali yang dapat menyebabkan dehidrasi.
- Mengalami diare yang diikuti rasa mulas.
- Mimisan yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah, yang menandakan kondisi tubuh Anda sudah tidak stabil.
- Lemas dan pusing yang diikuti dengan mata yang berkunang-kunang. Hal ini pertanda timbulnya hipoglikemia, yaitu kondisi dimana kadar gula terlalu rendah.
- Berkeringat secara berlebihan, terutama keringat dingin. Ini menandakan bahwa kondisi fisik Anda sudah tidak kuat lagi untuk berpuasa.
Saat Berbuka Puasa
- Seperti umumnya orang yang berbuka, awali dengan makanan dan minuman manis, seperti kurma dan kolak, untuk meningkatkan kadar gula darah.
- Hindari berbuka dengan minuman dingin karena dapat menurunkan kerja lambung.
- Untuk makan malam, Anda bisa makan dengan porsi lebih besar, tapi jangan sampai berlebihan. Selain itu, konsumsi air putih yang cukup untuk menjaga volume darah, mengatur suhu tubuh, melancarkan pengangkutan oksigen dan zat gizi, serta mencegah sembelit.
Ibu Menyusui
Cukup banyak ahli laktasi yang menyarankan kepada ibu yang memiliki bayi berusia di bawah enam bulan dan sedang memberikan ASI eksklusif untuk tidak berpuasa. Sebab pada masa ini, ASI adalah satu-satunya asupan gizi bagi bayi. Metabolisme tubuh Anda terus bekerja untuk memproduksi ASI dengan komposisi gizi yang lengkap. Proses ini akan sulit berjalan dengan baik bila Anda berpuasa. Tapi jika usia bayi sudah di atas enam bulan dan mulai mendapatkan makanan tambahan, Anda dipersilakan untuk berpuasa.
Berikut adalah beberapa tips untuk mempertahankan kualitas ASI saat berpuasa:
- Mengonsumsi makanan dengan gizi berimbang
Perlu diketahui, walaupun Anda tidak makan selama kurang lebih 14 jam, ASI yang dihasilkan sebenarnya tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya. Sebab tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak, protein, vitamin, dan mineral, yang tersimpan. Saat Anda berbuka, tubuh akan mengganti cadangan zat gizi yang diambil. Oleh karena itu, ibu menyusui harus selalu memperhatikan asupan gizi berimbang saat berpuasa, dengan tetap makan tiga kali sehari, yaitu saat sahur, berbuka, dan di malam hari. Hal ini untuk mempertahankan cadangan ASI dalam tubuh.
- Memperbanyak konsumsi cairan
Saat berpuasa, cairan berkurang sebanyak 2-3 persen dalam tubuh. Berbuka dengan minuman manis dan hangat seperti teh akan merangsang produksi ASI. Untuk menambah energi bagi tubuh, minumlah susu dan jus. Anda juga tetap dianjurkan untuk meminum air putih sebanyak dua liter.
- Istirahat yang cukup
Pada saat bayi menyusu, syaraf di permukaan payudara memberikan rangsangan ke kelenjar di otak untuk memproduksi dua hormon yang memicu produksi ASI, yaitu prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin memerintahkan sel-sel dalam payudara untuk memproduksi ASI. Sementara hormon oksitosin menyebabkan otot-otot payudara berkontraksi, dan memompa ASI keluar dari puting. Aktivitas ini memperlihatkan bahwa jumlah ASI akan terus bertambah selama bayi tetap menyusu. Namun akibatnya, Anda akan merasa lemas setelah menyusui. Oleh karena itu, pastikan Anda cukup istirahat untuk memulihkan energi, bisa dengan tidur atau sekedar bersantai untuk menenangkan pikiran. Selain itu, terus tanamkan keyakinan pada diri Anda bahwa ASI akan tetap lancar selama berpuasa, karena secara psikologis, hal ini berpengaruh besar pada produksi ASI.
Seperti halnya ibu hamil, ibu menyusui sebaiknya juga berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan bahwa kondisinya memungkinkan untuk berpuasa. Bila saat berpuasa Anda merasa tidak kuat, pusing, atau ada perubahan pada volume produksi ASI, Anda bisa membatalkan puasa.
Sumber :
0 comments:
Posting Komentar